News Detail

ALHAMDULILLAH BSPS TURUNKAN KEMISKINAN GORONTALO

ALHAMDULILLAH BSPS TURUNKAN KEMISKINAN GORONTALO

GORONTALO - Dewan Pimpinan Wilayah Partai NasDem Provinsi Gorontalo mengapresiasi kesungguhan dan kegigihan masyarakat yang telah ikut mengsukseskan pelaksanaan program BSPS di Provinsi Gorontalo. 

NasDem mengapresiasi hal itu karena NasDem menilai, pengorbanan masyarakat dalam mengsukseskan program BSPS, sebagai bentuk kontribusi dalam perjuangan untuk mengangkat harkat dan martabat rakyat Provinsi Gorontalo, yang masih tercatat sebagai provinsi dengan tingkat persentase penduduk miskin tertinggi secara nasional nasional dalam 10 tahun terakhir.

Pasalnya, tanpa peran partisipasi dan kesungguhan tekad yang kuat dari masyarakat untuk merampungkan rumah layak huni tersebut, maka program BSPS tidak akan memberi dampak terhadap turunnya angka kemiskinan di Provinsi Gorontalo.

Hal itu dikemukakan Direktur Media Center NasDem Provinsi Gorontalo, Alyun Hippy menyikapi pelaksanaan program BSPS di Provinsi Gorontalo.

"Tekad masyarakat penerima bantuan BSPS untuk merampungkan pembangunan rumahnya hingga menjadi layak dan sehat untuk ditempati, tentu harus kita apresiasi. Sebab masyarakat sudah mengambil peran dan tanggung jawabnya, untuk mengentaskan persoalan kemiskinan di daerah kita melaui program BSPS itu sendiri", jelas Alyun.

BSPS sendiri bukanlah proyek rumah layak huni atau yang dikenal Mahyani. Melainkan program pemberdayaan dari kementrian PUPR yang bertujuan untuk membantu masyarakat memperoleh rumah yang layak dan sehat, melalui semangat gotong royong. 

Dalam prakteknya pemerintah melalui Kementrian PUPR memberikan stimulus bantuan keuangan sebesar 20 juta rupiah untuk setiap warga penerima program BSPS. Bantuan stimulus keuangan itu, dimanfaatkan untuk memenuhi sebahagian kebutuhan material bahan bangunan dan sewa tukang, yang akan digunakan pada pembangunan rumah.

"Tentu bantuan sebesar 20 juta itu tidak cukup untuk merampungkan pembangunan rumah itu sehingga menjadi layak dan sehat untuk ditempati. Maka penerima program BSPS mengeluarkan biaya pribadinya, atau biasa disebut sebgai partisipasi swadaya masyarakat untuk merampungkan pembangunan rumah tersebut. Dan ini membutuhkan tekad dan pengorbanan yang kuat, sebab tanpa kedua hal itu, sulit untuk  bisa menyelesaikan pembangunan rumah itu dalam waktu 1 tahun, sebagaimana yang menjadi target BSPS," Jelas Alyun.

Alyun menjelaskan, naiknya jumlah masyarakat penerima manfaat Program Bantuan Stimulus Perumahan Swadaya (BSPS) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, memberi dampak positif terhadap turunnya angka kemiskinan di Provinsi Gorontalo.

Lantaran, rumah yang layak dan sehat, merupakan salah satu variabel dalam parameter  yang digunakan BPS untuk menghitung besar kecilnya persentase penduduk miskin dalam satu wilayah. 

Data Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia (PUPR) yang dirangkum Kantor Satuan Kerja Penyediaan Perumahan Provinsi Gorontalo menunjukkan, jumlah masyarakat penerima program BSPS di Provinsi Gorontalo pada Tahun 2020 mencapai 5.000 unit. Jumlah itu  bertambah naik sebesar 35 persen jika dibandingkan tahun 2019 yang hanya berjumlah 3.250 unit.

"Sayangnya tahun 2021 ini alokasi BSPS untuk Gorontalo hanya sebesar 1.800 unit, akibat refokusing anggaran untuk penanganan dampak pandemi COVID-19 dan prioritas pembangunan rumah untuk masyarakat yang terdampak bencana alam di sejumlah daerah di Indonesia," jelas Alyun.

Jumlah rumah layak dan sehat yang dibangun melalui dana BSPS dan partisipasi swadaya masyarakat dari tahun 2019 hingga 2021 seluruhnya berjumlah, 10.050 unit.

Jumlah penerima manfaat BSPS itu, mencakup 5,39 persen penduduk miskin di Provinsi Gorontalo yang tercatat masih sebesar 186.286 jiwa menurut data BPS pada bulan Maret tahun 2021.

" Bisa diartikan, cakupan BSPS terhadap penduduk miskin Gorontalo itu, mampu menekan  persentase penduduk miskin di Gorontalo, turun sebesar 0,18 persen pada tahun 2021. Sehingga persentase kemiskinan kita turun dari 15,59 persen, pada tahun 2020 menjadi 15,41 persen pada tahun 2021," tutup Alyun.