News Detail

Gubernur Gorontalo Jangan Sampai Terkesan Kekanak Kanakan

Gubernur Gorontalo Jangan Sampai Terkesan Kekanak Kanakan

Direktur Eksekutif Media Center NasDem Gorontalo, menyayangkan cara berfikir Gubernur Gorontalo yang bisa menimbulkan kesan kekanak kanakan, menyikapi partisipasi Rachmat Gobel memperindah Pakaya Tower dengan gemerlap lampu Panasonic.

Sebagaimana diberitakan media online gosulut.id, kemarin (9/12). Gubernur Rusli Habibie melalui juru bicara Gubernur Gorontalo, menyindir sejumlah ide dan rencana Investasi yang ingin dilakukan Rachmat Gobel di Kabupaten Gorontalo.

“Tahun lalu diberitakan Rahmat Gobel berencana membangun shoping center dengan menggunakan dana pribadi sebesar 100 milyar, mana buktinya ? Apakah sudah direalisasi? Atau cuma janji palsu untuk rakyat ? Bahkan ada kabar akan mempercantik danau perintis dan danau limboto, mana rencana itu ? Jangan hanya mempercantik karya-karya orang lain dengan lampu-lampu seperti di Menara Keagungan Limboto yang merupakan karya Alm. Ahmad Pakaya,” sebagaimana pernyataan Gubernur Gorontalo melalui juru bicara Gubernur Gorontalo Novaliansyah Abdussamad, yang dikutip dari media berita online gosulut.id (9/12)

Menurutnya nyinyiran yang disampaikan Gubernur Gorontalo melalui Juru Bicara Gubernur Gorontalo itu hanya akan mencerminkan ketidak dewasaan pada sikap dan cara berfikir Gubernur, dimata rakyat.

Ia juga menasehati Gubernur Gorontalo untuk tidak mengeluarkan pernyataan yang hanya akan menunjukkan sifat egois dengan kewenangan dan jabatan yang dimilikinya dihadapan rakyat. Sehingga lupa pentingnya sinergi dan kontribusi yang sudah diberikan oleh seluruh lapisan masyarakat membangun Kabupaten Gorontalo.

“Terkesan, hanya beliau (Gubernur Gorontalo, red) yang bisa membuat karya besar. Padahal karya yang digembar-gemborkan itu dibangun menggunakan uang rakyat. Padahal, memang menjadi kewajibanannya sebagai penyelenggaran pemerintah. JIka ingin memabdingkan karya, gunakan saja uang pribadi, sehingga saat nyinyir karya orang lain, masih terlihat elegan” tukas Alyun.

Ia menilai, tuduhan yang dialamatkan kepada Rachmat Gobel, yang disebut hanya mempercantik karya-karya orang lain dengan lampu-lampu seperti di Menara Keagungan Limboto yang merupakan karya Alm. Ahmad Pakaya. Hanyalah pernyataan yang terkesan, dipenuhi sifat iri dan dengki atas prestasi spektakuler yang sudah di lakukan Rachmat Gobel.

“Warga Kabupaten Gorontalo, tentu merasa bangga memiliki Pakaya Tower yang sudah dibangun di era bupati Alm. Ahmad Pakay. Dan Pak Rachmat Gobel adalah orang yang tau bagaimana melestastarikan karya para pemimpin terdahulu. Setelah beliau mempercantik pakaya tower yang sudah tidak menarik lantaran tidak dirawat. Pakaya tower bukan hanya menjadi spot wisata yang mengundang wisatawan dari berbagai daerah, namun juga meningkatkan perekonomian pedagang yang ada di lokasi itu.” Jelasnya Alyun.

Ia menyayangkan sikap Gubernur yang hanya bisa nyinyir, tanpa ada bukti kongrit untuk memperindah Pakaya Tower seperti halnya yang sudah dilakukan Rachmat Gobel.

Terkait Shoping Center Limboto. Ia meluruskan penyampaian Gubernur Grorontalo, terkait rencana Investasi yang disebut-sebut hanya berujung janji.

Shoping Center Limboto, adalah pusat perbelanjaan di Kabupaten Gorontalo. Gedung ini hangus dilahap si jago merah pada Jumlat malam (2/3/2018). Tiga hari (5/3/2018) kemudian, Gubernur Gorontalo mengunjungi lokasi tersebut, dan menyampaikan akan memberikan bantuan hibah sebesar 25 Miliar dari APBD Privinsi Gorontalo. Bantuan itu diberikan dalam bentuk hibah.

“Hasil dari Pemerintah Provinsi dan koordinasi antar pemerintah daerah sudah dilakukan, namun bantuan Rp 25 miliar itu tidak ada,” kata Plt Kadis Koperindag Kabupaten Gorontalo, Asri Tuna, kepada sejumlah wartawan, Rabu (20/3/2019), sebagaimana dikutip dari media online kronologi.id.

Bahkan peranyataan saling membantah soal benar tidaknya bantuan hibah gubernur itu, terjadi antara Pemkab Gorontalo dengan dengan Pemrpov Gorontalo.

“Sementara itu, Pemerintah Provinsi melalui Kepala Bappeda Gorontalo, Budiyanto Sadiki, saat dikonfirmasi menyampaikan hibah Rp 25 miliar memang tidak dianggarkan di tahun 2019. Karena saat itu disampaikan telah melewati waktu pembahasan anggaran,” sebagaimana dikutip dari laman berita kronologi.id

Hingga penghujung tahun 2020 ini, bantuan hibah itu tidak ada realisasinya. Akibatnya bangunan yang dibangun di era bupati Imam Noriman itu, hingga kini masih dalam kondisi rusak.

Semestinya niat Rachmat Gobel untuk berinvestasi membangun kembali kawasan shoping center limboto itu, disambut dengan berbagai kebijakan yang memungkinkan investasi itu dapat diwujudkan. Sebab dana investasi yang akan digunakan pada bangunan milik pemerintah daerah itu, adalah murni dana pihak swasta.

“Tentunya, harus dibuatkan aturan terlebih dahulu, apa hak dan kewajiban pihak investor dan pemerintah, dalam pengelolaan gedung itu setelah itu dilakukan renovasi. Bagaimana mungkin pak Rachmat Gobel membantu lewat jalur dana Investasi jika dasar hukumnya tidak jelas. 100 miliar itu bukan uang yang sedikit, Pak Gubernur saja hanya membantu 25 miliar lewat APBD Provinsi tidak bisa dilakukan hanya karena landasan hukumnya tidak jelas,” jelasnya.

Ia berharap, sebagai pemegang gelar adat Gorontalo, Gubernur lebih arif dan bijaksana, sehingga pemikirannya bisa terterima secara rasional oleh rakyat.