Spirit yang terkandung dalam perayaan Idul Adha adalah menyembelih sifat-sifat hewani yang kadang muncul dalam setiap diri manusia. Sifat “kebinatangan” kerap berwujud mengambil sesuatu yang bukan menjadi haknnya, karena sifat tamak dan culas yang melakat didiri pelakunya. Sifat tamak menjadikan seseorang tidak memiliki kepekaan untuk berbagi kepada sesama.
“Hari ini kita secara fisik menyembelih hewan kurban, sebagai simbol atas penyembelihan sifat-sifat binatang dapat saja muncul kapan saja pada diri kita. Sifat ini, bisa mengurangi kepekaan dan rasa solidaritas kita, karenanya melalui momentum Idul Adha ini, saya mengajak kepada seluruh aleg dan kader NAsDem untuk terus merawat sprit berkurban kita dalam kehidupan sehari-hari, ungkap Rachmat Gobel di Jakarta (01/8).
Rachmat mengatakan, Idul Adha harus dijadikan momentum untuk memupuk dan merawat solidaritas dan soliditas bagi seluruh anak bangsa.
Secara khusus Rachmat, berpesan kepada Aleg NasDem agar bisa mengejawantahkan sifat dan sikap solidaritas dengan cara mengawal setiap kebijakan pemerintah agar pro terhadap harapan dan kebutuhan rakyat. Sehingga setiap proyek mapun program yang didanai dari APBD, benar-benar dirasakan manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat.
“Dengan pengawasan yang baik, secara otomatis kita bisa mebantu orang lain terhindar dari praktik korupsi, dan mengikis sifat tamak dan rakus akan harta benda. Sehingga pembangunan bisa menyentuh seluruh lapisan masyarakat,” tutup Rachmat Gobel.
Pada perayaan Idul Adha tahun ini, sebanyak 30 ekor sapi yang disumbangkan Rachmat Gobel beserta Keluarga Besar Gobel untuk disembelih sebagai hewan kurban.