News Detail

NASDEM KOTA GENCAR SOSIALISASIKAN CEGAH STUNTING

NASDEM KOTA GENCAR SOSIALISASIKAN CEGAH STUNTING

KOTA GORONTALO - Upaya mencegah stunting harus dilakukan secara promotif dan preventif. Hal itu diungkap Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) NasDem Kota Gorontalo, Lola Junus.

Lebih lanjut, perempuan yang pernah duduk sebagai Wakil Ketua DPRD Provinsi Gorntalo itu  mengatakan, upaya promosi dan tindakan prefentif itu, perlu melibatkan para pemangku kepentingan.

"Harus bersifat kolektif. dari tingkat pusat hingga ketingkat daerah, guna untuk mengakselerasi pencapaian target prevalensi stunting nasional," kata Lola.

Dengan begitu, lanjut Lola, upaya menuju pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang sehat, berkarakter kuat dan berdaya saing yang mampu menjawab berbagai tantangan zaman dapat terwujud.

Salah satu kontribusi NasDem Kota Gorontalo membantu upaya pencegahan stunting, adalah melalui Gerakan NasDem Sayang Kamu.

Melalui aksi tersebut, NasDem Kota Gorontalo, mendistribusikan beras bervitamin disejumlah kelurahan yang ada di Kota Gorontalo.

Mengutip halaman situs Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. 

Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya. 

Tidak jarang masyarakat menganggap kondisi tubuh pendek merupakan faktor genetika dan tidak ada kaitannya dengan masalah kesehatan. 

Faktanya, faktor genetika memiliki pengaruh kecil terhadap kondisi kesehatan seseorang dibandingkan dengan faktor lingkungan dan pelayanan kesehatan. 

Biasanya, stunting mulai terjadi saat anak masih berada dalam kandungan dan terlihat saat mereka memasuki usia dua tahun. 

Pada awal tahun ini Kementerian Kesehatan Republik Indonesia secara khusus berfokus pada program deteksi dini stunting yang dilakukan melalui pengukuran di Posyandu.

Guna mencegah bayi mengalami stunting setelah lahir, diperlukan pengukuran rutin menggunakan antropometri. 

Diagnosis stunting dilakukan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan dengan antropometri dan alat penunjang lainnya.

Kementerian Kesehatan mencatat kebutuhan antropometri kit di Indonesia mencapai 313.737 unit guna memenuhi kebutuhan di 303.416 Posyandu di tanah air. 

Pada 2023 ini pemerintah menargetkan alat tersebut sudah masuk dan memenuhi kebutuhan di 127.033 Posyandu.