Sebanyak 40 ribu orang siswa di Provinsi Gorontalo, akan menerima uang stimulan dari Rachmat Gobel, mulai tahun depan. Uang stimulan yang disalurkan dalam bentuk saldo pada buku rekening bank itu akan disalurkan secara bertahap per tahunnya. Setiap tahap dibagi dalam 10 ribu orang siswa penerima manfaat.
Jumlah uang stimulan dalam bentuk saldo buku rekening tabungan itu, diberikan sesuai jenjang pendidikan. Siswa SD senilai 100 ribu, SMP senilai 200 ribu dan SMA senilai 300 ribu.
Selain mendapatkan stimulan, para siswa juga akan diberikan incentif, jika rata-rata saldo pada buku tabungannya berkembang naik.
Uang stimulan itu bukanlah beasiswa, melainkan instrument untuk merangsang kemauan menabung serta disiplin siswa mengelola keuangannya secara mandiri.
Penumbuhan sikap disiplin itu, menjadi salah satu prasyarat untuk menumbuhkan benih pada calon pengusaha tangguh. Obsesi yang ingin diwujudkan Rachmat Gobel, dalam berkontribusi membangun Gorontalo.
Unik
Gagasan Rachmat Gobel dalam hal menciptakan calon pengusaha di Gorontalo itu, bisa dibilang unik. Lantaran, model yang digunakannya, sangat jauh berbeda dengan konsep yang kebanyakan digunakan saat ini.
Jika selama ini, model penciptaan calon wirausahawan diawali dengan memberikan edukasi melalui pendidikan maupun pelatihan keterampilan. Rachmat Gobel justru memulainya dengan membentuk karakter dan mental calon wirausaha baru sejak usia sekolah.
Cara yang ditempuh pengusaha berkelas internasional itu, tentunya bukan tanpa sebab. Pasti ada alasan kuat yang melatarinya, dan alasan itu tentunya didasarkan dari pengalaman empiris yang telah dialaminya saat menggeluti dunia usaha.
Rupanya, Rachmat Gobel ingin menginjeksi nilai-nilai pembelajaran penting yang telah diperolehnya dari berbagai pengalaman empiris yang telah dialaminya.
Baik saat dimasa masa kecilnya, saat menjalani proses penggemblengan dari sang ayah ketika Ia dipersiapkan menjadi generasi penerus perusahaan. Maupun ketika Ia berinteraksi dengan tantanngan dan permasalahan yang dialaminya dalam iklim persaingan usaha yang begitu ketat.
Pendekatan yang digunakan Rachmat Gobel setidaknya telah memberikan pesan yang kuat, betapa seriusnya tekad dan komitmennya untuk mewujudkan gagasannya itu.
Rachmat Gobel yang telah banyak makan asam garam di dunia usaha itu berpendapat. Pembentukan mental enterpreneurship sejak duduk dibangkus pendidikan dasar dan menengah, adalah faktor terpenting.
Tanpa landasan mental wirausaha yang kuat, eksistensi perusahaan menjadi lemah, meskipun memiliki dukungan modal yang besar.
Mentalitas berkaitan dengan manusia. Faktor penentu dan paling utama dalam menentukan maju-mundurnya sebuah perusahaan. Karenya faktor ini, yang dipersiapkan dengan sebaik mungkin.