Wakil ketua DPR Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan Rachmat Gobel, mengapresiasi hasil riset terkait upaya penyelamatan Danau Limboto, yang telah dilakukan sejumlah peneliti yang berasal dari beberapa perguruan tinggi di Gorontalo.
“Berbagai ide yang direkomendasikan oleh hasil riset ini sangat briliant. Karenanya ini harus bisa kita wujudkan, agar segera memberikan dampak bagi masyarakat yang berada disekitar kawasan Danau Limboto” Ungkap Rachmat Gobel.
Sejalan dengan pemikiran para peneliti. Rachmat Gobel mengemukakan, upaya penyelamatan Danau Limboto tak hanya sebatas penanganan secara teknis semata. Melainkan harus bersifat lintas sektor yang saling terkait antar sektor satu dengan lainnya.
Selain itu, hal terpenting lainnya menurut Rachmat Gobel adalah perlunya pelibatan kepentingan masyarakat terhadap danau, guna mendorong lahirnya partisipasi masyarakat melestarikan program yang terkait dengan upaya penyelamatan danau itu sendiri.
“Sudah lama saya memikirkan bagaimana upaya penyelamatan danau yang bersifat jangka panjang dan holistic, sehingga kita tidak berulang kali mengeruk danau. Selain memakan biaya yang besar, juga sulit bagi kita untuk mengetahui dampaknya terhadap perekonomian bagi masyarakat secara langsung. Ide-ide ini sekali lagi saya katakan sangat briliant, karena menjawab persoalan dengan memanfaatkan seluruh potensi yang terdapat pada ekosistem danau,” ungkap Rachmat Gobel, yang juga pernah diberi amanah sebagai Ketua Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) itu.
Di hari pertama pelaksanaan reses anggota DPR RI di Gorontalo. Rachmat Gobel menerima kunjungan sejumlah peneliti yang concern pada upaya penyelematan Danau Limboto.
Para peneliti yang berasal dari berbagai latar belakangan perguruan tinggi itu, memaparkan hasil hasil riset beserta sejumlah rekomendasi program untuk keperluan pelestarian Danau Limboto.
Konsep penyelamatan Danau Limboto yang dirumuskan dari hasil riset itu memadukan rancangan pengembangan sektor energi terbarukan, sektor Pertanian, Sektor UMKM, dan parawisata, untuk menjawab masalah penyelamatan Danau Limboto.
“Jika reaktor bio gas yang memanfaatkan limbah eceng gondog yang menjadi salah satu faktor penyebab pendangkalan danau ini bisa dirampungkan, maka energi terbarukan dihasilkan bisa mencapai 125 kilo gas per hari. Hal ini, bisa menjawab pemenuhan kebutuhan gas yang sering kali mengalami kelangkaan” ungkap Fuad Pantoiyo, salah satu peneliti yang mempresentasikan hasil riset di rumah kediaman Rachmat Gobel di Tapa, Bone Bolango (2/8).
Dengan merubah masalah keberadaan eceng gondong menjadi solusi sumber alternatif energi terbarukan, secara tidak langsung menciptakan ketergantungan masyarakat terhadap danau. Dengan adanya hubungan yang simbiosis antara manusia dan danau itu lah yang akan mendorong lahirnya kesadaran untuk melestarikan danau tersebut.
“Gagasan yang bagus ini, harus jadi. Tantangannya adalah bagaimana kita akan memulainya. Saya akan coba mengkoordinasikan dengan kemenetrian terkait untuk membahas pilot projectnya, agar kita sudah bisa memulai langkah pertamanya,” ungkap Rachmat.