News Detail

Transfer Dana APBN Untuk Gorontalo Naik, Kemiskinan Justru Awet?

Transfer Dana APBN Untuk Gorontalo Naik, Kemiskinan Justru Awet?

Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel mengatakan, menyelesaikan persoalan relatif tingginya persentase kemiskinan Provinsi Gorontalo, tidak cukup bermodal semangat optimis saja. Mengatasi momok yang melekat hampir satu dekade itu,  harus dibarengi dengan ihtiar dan komitmen yang dilandasi niat lurus.

“Semua ihtiar jika dilakukan dengan niat dan hati yang bersih, Insya Allah di Ridha Allah, dan hasilnya pasti akan baik pula,” ungkap Rachmat Gobel, Aleg DPR RI dari partai NasDem yang meraup suara tertinggi pada pemilu legislatif kemarin.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Repubilk Indonesia untuk smester pertama Tahun 2020. Pesersentase penduduk miskin Provinsi Gorontalo tercatat 15,22 persen. Gorontalo menempati urutan  ke-5 dalam daftar 5 Provinsi dengan persentase kemiskinan tertinggi di Indonesia. Posisi Gorontalo turun satu peringkat dibanding posisi di tahun 2019 yang menempati posisi ke-4.

Ditingkat regional pulau Sulawesi. Gorontalo berada di urutan pertama dalam daftar provinsi dengan persentase kemiskinan tertinggi di Pulau Sulawesi. Posisi puncak Gorontalo bertahan hingga mendekati 1 dekade.

Menurut Rachmat Gobel, peningkatan jumlah dana transfer pemerintah pusat ke Gorontalo, semestinya berbanding lurus dengan hasil kinerja pengentasan kemiskinan yang lebih baik. Sebab anggaran yang digelontorkan pemerintah tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Data Bank Indonesia menunjukkan, jumlah anggaran yang ditransfer pemerintah pusat melalui kas APBN ke kas APBD pemerintah daerah di Gorontalo, menunjukkan trend peningkatan. Rata rata peningkatan hampir mencapai 3 persen.

Rachmat berpendapat, setidaknya terdapat tiga kunci utama yang bisa dijadikan pedoman bagi setiap pemerintah daerah, menjawab tantangan persoalan kemiskinan di Gorontalo. Tiga kunci itu merupakan faktor manajerial yang sukses dilakukan Jepang, saat bangkit menjadi negara makmur, setelah perekonomian terpuruk pasca kekalahan pada perang dunia.

“JIka melihat jumlah dana trasfer yang begitu besar dan terus meningkat dari pemerintah pusat. Maka sebetulnya kita mampu membangun kekuatan perekonomian kita dengan kekuatan kita sendiri. Kuncinya adalah perencanaan yang tepat, pengelolaan anggaran yang efisen dan efektif, dan disiplin terhadap komitmen menghadirkan kesejahteraan bagi rakyat,” pungkas Rachmat yang juga adalah peneriman puluhan penghargaan dari lembaga pemerintah maupun lembaga internasional di bidang Inovasi dan Manajerial itu.

Rachmat menjelaskan, dengan perencanaan yang tepat, maka sasaran program kerja pemerintah setiap tahun benar-benar untuk menyelesaikan akar masalah kemiskinan itu sendiri. Selain itu, dengan perencanan yang tepat, fungsi koordinasi lintas lembaga pemerintah darah dan lintas sektor akan berjalan dengan baik, sebab dipandu oleh indikator kinerja yang terukur dan berbasis pencapaian target kinerja.

Demikian halnya dengan disiplin anggaran yang menuntut pronsip efisiensi efektifitas hasil pemanfaatan anggaran. Menurut Rachmat Gobel, hal itu bukan perkara mudah. Sebab membutuhkan komitmen dan moralitas yang cukup baik.